Senin, 05 Desember 2016

Tradisi Dalam Membangun Rumah Dengan Menyirami Darah Ayam



SISTEM SOSIAL BUDAYA INDOESIA

TRADISI DALAM MEMBANGUN RUMAH DENGAN MENYIRAMI DARAH AYAM



 

 OLEH
PUTRI ISNAINI
          NIM : 4615036


DOSEN PENGAMPUH
JANUAR M.PD


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
FAKULTAS USULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA
2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Penulisan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang di dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi lain. Hasil budaya tersebut bisa berupa adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan dan lain-lain. Contoh nya seperti kebiasaan orang pada zaman dahulu ketika membangun rumah atau setelah membangun rumah menggunakan darah ayam.
Cara ini sudah menjadi tradisi di dalam masyarakat secara turun temurun dari nenek moyang mereka. Didalam agama islam tidak ada di jelaskan bahwa ketika seseorang hendak membangun rumah atau setelah membangun rumah menggunakan darah ayam jantan atau sebagainya. Sudah jelas lah bahwa budaya seperti ini termasuk budaya yang musyrik atau bertentangan dengan agama islam.

A.    Rumusan Masalah
Dalam laporan ini saya akan membahas mengenai tradisi masyarakat dalam membangun rumah menggunakan darah ayam, sejarah singkat dalam membangun rumah dengan menyirami darah ayam, struktur masyarakatnya, proses pelaksanaan tradisi, makna tradisi serta pandangan islam terhadap permasalahan yang sedang dibahas dalam makalah ini.

B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih rinci mengenai pembahasan tentang tradisi masyarakat dalam membangun rumah menggunakan darah ayam, mengetahui sejarah singkat dalam membangun rumah dengan menyirami darah ayam, mengetahui struktur  masyrakatnya, mengetahui proses pelaksanaan tradisi, mengetahui makna tradisi tersebut serta untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Sejarah Singkat Tradisi Dalam Membangun Rumah Dengan Menyirami Darah Ayam
Masyarakat yang berasal pada zaman dahulu ketika akan membangun rumah, sedang membangun rumah maupun setelah membangun rumah akan menyemblih seekor ayam untuk di teteskan darah nya di sekeliling rumah yang sedang di bangun tersebut. Tradisi ini sudah di lakukan oleh masyarakat pada zaman dahulu dan turun menurun sampai sekarang. Namun tidak semua masyarakat pada zaman sekarang ini melakukan tradisi seperti ini. Tetapin tidak sedikit pula masyarakat di daerah terpencil menggunakan tradisi ini, contoh nya di kampung saya masih ada juga orang yang percaya dan melakukan tradisi ini ketika akan membangun rumah yang baru.
Pada umumnya tradisi ini banyak dilakukan oleh berbagai kalangan yang berada di desa-desa. Tradisi ini bersumber dari kepercayaan para leluhur yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke genersi berikutnya. Dalam tradisi ini orang-orang terkadang tidak memiliki pemahaman yang benar atau pemahaman yang tauhid sehingga sangat rawan terjerumus kesyirikan.

B.     Struktur Masyarakat
             Mata pencaharian masyarakat di tempat tinggal saya ini pada umumnya adalah bertani. Dan pendidikan terakhir masyarakat ini beragam ada juga masyarakat yang tidak bersekolah, ada juga yang tidak tamat SD, ada yang tamat SD, SMP, SMA, da nada juga yang sudah jadi sarjana.


C.     Proses pelaksanaan Tradisi
Cara pengerjaan nya di mulai pada saat peletakan batu pertama, pada saat peletakan batu pertama ini sang pemilik rumah tersebut akan memotong seekor ayam dan meneteskan darah ayam di sekeliling rumah tersebut. Setelah itu ada yang nama nya mamacak rumah atau pemasangan kudo-kudo, darah ayam diteteskan di tempat pemasangan kudo-kudo tesebut dan tidak boleh di tempat lain.
Setelah rumah selesai dibangun pemilik rumah akan memotong seekor ayam lagi untuk disteteskan darahnya disekeliling rumah tersebut tanpa ada yang terlupakan sedikitpun.

D.    Makna Tradisi Membangun Rumah  Dengan Menyirami Darah Ayam
Tradisi ini dikatakan orang-orang sekitar adalah untuk manulak bala, maksudnya adalah untuk supaya terhindar dari bahaya seperti bahaya dari makhluk gaib. Permohonan kepada yang maha kuasa agar rumah yang didirikan itu diberkahi dan dilindungi dari pengaruh-pengaruh roh jahat yang mungkin akan mengganggu penghuninya. Ada juga orang-orang melakukan dalam rangka minta keselamatan dan perlindungan dari jin penguasa suatu daerah tersebut.

E.     Pandangan Hukum Islam Terhadap Tradisi Membangun Rumah Dengan Menyirami Darah Ayam
Tradisi ini bisa di sebut musyrik atau bertentangan dari agama islam karna di dalam agama islam tidak pernah di ajarkan hal-hal seperti dipembahasan diatas ini. Musyrik atau mempersekutukan Allah sebagaimana disebutkan dalam surat An nisa’ 116 yang artinyah : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa orang-orang yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang di kehendaki Nya.” (An nisa’ 116).
Allah mengancam para pelaku musyrik dengan neraka jahannam sebagaimana disebutkan dalam surat Al bayyinah ayat 6 yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal didalam nya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (Al bayyinah 6).

Sebagian orang jika mau membuat rumah maka menyemblih pada rumah itu seekor ayam, domba atau kambing kemudian mengatakan ini adalah untuk menguatkan bangunan dan pondasinya. Maka ini adalah perbuatan syirik kepada Allah dan menyemblih untuk jin. Karena dia menyemblih untuk rumah tersebut. Mereka para jin yang menyuruh dan membisikkan mereka bahwa sembelihan ini akan bermanfaat untuk mereka. Dan barangsiapa yang menyemblih untuk selain Allah maka dia telah menyekutukan Allah. Dalam hadist disebutkan yang artinya “Laknat Allah bagi yang menyemblih untuk selain Allah”
 

                                          BAB III
                                        PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Tradisi membangun rumah dengan menyirami darah ayam ini merupakan taradisi yang turun temurun dari nenek moyang yang telah terdahulu. Tradisi ini dimaksudkan untuk manulak bala kata masyarakat sekitar. Masyrakat  sekitar tempat tinggal saya pada umumnya bekerja sebagai petani.
Cara pengerjaan nya di mulai pada saat peletakan batu pertama, pada saat peletakan batu pertama ini sang pemilik rumah tersebut akan memotong seekor ayam dan meneteskan darah ayam di sekeliling rumah tersebut. Setelah itu ada yang nama nya mamacak rumah atau pemasangan kudo-kudo, darah ayam diteteskan di tempat pemasangan kudo-kudo tesebut dan tidak boleh di tempat lain.
Tradisi ini bisa di sebut musyrik atau bertentangan dari agama islam karna di dalam agama islam tidak pernah di ajarkan hal-hal seperti menyirami darah ayam pada rumah yang sedang dibangun maupun setelah dibangun. Ini bisa disebut juga dengan perbuatan musyrik atau mempersekutukan Allah.

B.     SARAN
Semua orang tentu sangat menginginkan barada dalam zona aman yang bahagia dan tentram. Sehingga apabila ada bencana yang mengancam mereka pun berusaha menangkalnya. Dan jika bencana sudah menimpa, berbagai cara pun ditempuh untuk menghilangkannya. Dalam keadaan seperti ini, orang yang tidak memiliki pemahaman tauhid yang benar sangat rawan terjerumus dalam kesyirikan. Sehingga banyal diantara orang-orang muslim yang melakukan ritual-ritual dan upaya untuk manulak bala dengan menyirami darah ayam di rumah mereka tersebut, sehingga mereka melakukan hal yang tidak bersesuaian dengan agama sebagai mana yang telah ditetapka oleh Allah.


Seorang muslim harus meyakini bahwa hanya Allah yang menguasai seluruh kebaikan dan musibah baik yang belum maupun yang sudah menimpa. Karena dalam menghadapi segala bentuk musibah, bala dan bencana seseorang itu hendaknya berserah diri kepada Allah an melakukan hal-hal yang dianjurkan. Tinggalkanlah segala macam kesyirikan, karena kesyirikan akan menambahkan beban penderitaan bagi manusia.

 
                                           DAFTAR PUSTAKA


Epi Syamsi, Mulyeti, Ripopel, dan Muhammad Fadli (Matur, Kab. Agam : 15 November 2015)



           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar