SISTEM
SOSIAL BUDAYA INDOESIA
TRADISI
DALAM MEMBANGUN RUMAH DENGAN MENYIRAMI DARAH AYAM
OLEH
PUTRI ISNAINI
NIM : 4615036
DOSEN
PENGAMPUH
JANUAR
M.PD
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI
FAKULTAS
USULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
JURUSAN
SOSIOLOGI AGAMA
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Penulisan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang di
dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi
ke generasi lain. Hasil budaya tersebut bisa berupa adat istiadat, bahasa,
pakaian, bangunan dan lain-lain. Contoh nya seperti kebiasaan orang pada zaman
dahulu ketika membangun rumah atau setelah membangun rumah menggunakan darah
ayam.
Cara ini sudah menjadi tradisi di dalam masyarakat
secara turun temurun dari nenek moyang mereka. Didalam agama islam tidak ada di
jelaskan bahwa ketika seseorang hendak membangun rumah atau setelah membangun
rumah menggunakan darah ayam jantan atau sebagainya. Sudah jelas lah bahwa
budaya seperti ini termasuk budaya yang musyrik atau bertentangan dengan agama
islam.
A. Rumusan
Masalah
Dalam laporan ini saya akan membahas mengenai
tradisi masyarakat dalam membangun rumah menggunakan darah ayam, sejarah
singkat dalam membangun rumah dengan menyirami darah ayam, struktur
masyarakatnya, proses pelaksanaan tradisi, makna tradisi serta pandangan islam
terhadap permasalahan yang sedang dibahas dalam makalah ini.
B. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui lebih rinci mengenai pembahasan tentang tradisi masyarakat dalam membangun
rumah menggunakan darah ayam, mengetahui sejarah singkat dalam membangun rumah
dengan menyirami darah ayam, mengetahui struktur masyrakatnya, mengetahui proses pelaksanaan
tradisi, mengetahui makna tradisi tersebut serta untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mata kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Sejarah Singkat Tradisi Dalam Membangun Rumah Dengan Menyirami Darah Ayam
Masyarakat yang
berasal pada zaman dahulu ketika akan membangun rumah, sedang membangun rumah
maupun setelah membangun rumah akan menyemblih seekor ayam untuk di teteskan
darah nya di sekeliling rumah yang sedang di bangun tersebut. Tradisi ini sudah
di lakukan oleh masyarakat pada zaman dahulu dan turun menurun sampai sekarang.
Namun tidak semua masyarakat pada zaman sekarang ini melakukan tradisi seperti
ini. Tetapin tidak sedikit pula masyarakat di daerah terpencil menggunakan
tradisi ini, contoh nya di kampung saya masih ada juga orang yang percaya dan
melakukan tradisi ini ketika akan membangun rumah yang baru.
Pada
umumnya tradisi ini banyak dilakukan oleh berbagai kalangan yang berada di
desa-desa. Tradisi ini bersumber dari kepercayaan para leluhur yang diwariskan
secara turun temurun dari generasi ke genersi berikutnya. Dalam tradisi ini
orang-orang terkadang tidak memiliki pemahaman yang benar atau pemahaman yang
tauhid sehingga sangat rawan terjerumus kesyirikan.
B. Struktur
Masyarakat
Mata pencaharian masyarakat di
tempat tinggal saya ini pada umumnya adalah bertani. Dan pendidikan terakhir masyarakat
ini beragam ada juga masyarakat yang tidak bersekolah, ada juga yang tidak
tamat SD, ada yang tamat SD, SMP, SMA, da nada juga yang sudah jadi sarjana.
C. Proses
pelaksanaan Tradisi
Cara
pengerjaan nya di mulai pada saat peletakan batu pertama, pada saat peletakan
batu pertama ini sang pemilik rumah tersebut akan memotong seekor ayam dan
meneteskan darah ayam di sekeliling rumah tersebut. Setelah itu ada yang nama
nya mamacak rumah atau pemasangan kudo-kudo, darah ayam diteteskan di tempat pemasangan
kudo-kudo tesebut dan tidak boleh di tempat lain.
Setelah
rumah selesai dibangun pemilik rumah akan memotong seekor ayam lagi untuk
disteteskan darahnya disekeliling rumah tersebut tanpa ada yang terlupakan
sedikitpun.
D. Makna
Tradisi Membangun Rumah Dengan Menyirami
Darah Ayam
Tradisi ini dikatakan orang-orang sekitar adalah
untuk manulak bala, maksudnya adalah untuk supaya terhindar dari bahaya seperti
bahaya dari makhluk gaib. Permohonan kepada yang maha kuasa agar rumah yang
didirikan itu diberkahi dan dilindungi dari pengaruh-pengaruh roh jahat yang
mungkin akan mengganggu penghuninya. Ada juga orang-orang melakukan dalam
rangka minta keselamatan dan perlindungan dari jin penguasa suatu daerah
tersebut.
E. Pandangan
Hukum Islam Terhadap Tradisi Membangun Rumah Dengan Menyirami Darah Ayam
Tradisi
ini bisa di sebut musyrik atau bertentangan dari agama islam karna di dalam
agama islam tidak pernah di ajarkan hal-hal seperti dipembahasan diatas ini. Musyrik
atau mempersekutukan Allah sebagaimana disebutkan dalam surat An nisa’ 116 yang
artinyah : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa orang-orang yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa selain syirik
bagi siapa yang di kehendaki Nya.” (An nisa’ 116).
Allah
mengancam para pelaku musyrik dengan neraka jahannam sebagaimana disebutkan
dalam surat Al bayyinah ayat 6 yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang
kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam,
mereka kekal didalam nya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (Al
bayyinah 6).
Sebagian orang
jika mau membuat rumah maka menyemblih pada rumah itu seekor ayam, domba atau
kambing kemudian mengatakan ini adalah untuk menguatkan bangunan dan
pondasinya. Maka ini adalah perbuatan syirik kepada Allah dan menyemblih untuk
jin. Karena dia menyemblih untuk rumah tersebut. Mereka para jin yang menyuruh
dan membisikkan mereka bahwa sembelihan ini akan bermanfaat untuk mereka. Dan
barangsiapa yang menyemblih untuk selain Allah maka dia telah menyekutukan
Allah. Dalam hadist disebutkan yang artinya
“Laknat Allah bagi yang menyemblih untuk
selain Allah”
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tradisi membangun rumah
dengan menyirami darah ayam ini merupakan taradisi yang turun temurun dari
nenek moyang yang telah terdahulu. Tradisi ini dimaksudkan untuk manulak bala
kata masyarakat sekitar. Masyrakat
sekitar tempat tinggal saya pada umumnya bekerja sebagai petani.
Cara
pengerjaan nya di mulai pada saat peletakan batu pertama, pada saat peletakan
batu pertama ini sang pemilik rumah tersebut akan memotong seekor ayam dan
meneteskan darah ayam di sekeliling rumah tersebut. Setelah itu ada yang nama
nya mamacak rumah atau pemasangan kudo-kudo, darah ayam diteteskan di tempat
pemasangan kudo-kudo tesebut dan tidak boleh di tempat lain.
Tradisi
ini bisa di sebut musyrik atau bertentangan dari agama islam karna di dalam
agama islam tidak pernah di ajarkan hal-hal seperti menyirami darah ayam pada
rumah yang sedang dibangun maupun setelah dibangun. Ini bisa disebut juga
dengan perbuatan musyrik atau mempersekutukan Allah.
B. SARAN
Semua orang tentu sangat menginginkan barada dalam
zona aman yang bahagia dan tentram. Sehingga apabila ada bencana yang mengancam
mereka pun berusaha menangkalnya. Dan jika bencana sudah menimpa, berbagai cara
pun ditempuh untuk menghilangkannya. Dalam keadaan seperti ini, orang yang
tidak memiliki pemahaman tauhid yang benar sangat rawan terjerumus dalam
kesyirikan. Sehingga banyal diantara orang-orang muslim yang melakukan
ritual-ritual dan upaya untuk manulak bala dengan menyirami darah ayam di rumah
mereka tersebut, sehingga mereka melakukan hal yang tidak bersesuaian dengan
agama sebagai mana yang telah ditetapka oleh Allah.
Seorang muslim harus meyakini bahwa hanya Allah yang
menguasai seluruh kebaikan dan musibah baik yang belum maupun yang sudah
menimpa. Karena dalam menghadapi segala bentuk musibah, bala dan bencana
seseorang itu hendaknya berserah diri kepada Allah an melakukan hal-hal yang
dianjurkan. Tinggalkanlah segala macam kesyirikan, karena kesyirikan akan
menambahkan beban penderitaan bagi manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Epi Syamsi,
Mulyeti, Ripopel, dan Muhammad Fadli (Matur, Kab. Agam : 15 November 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar